Postingan kali ini hasil gue ngumpulin beberapa tweetsnya @radityadika, penulis favorit gue, tentang salah satu aspek dalam ber-standup comedy. Dan kali ini membahas tentang "Persona".
Berikut penjelasannya..
Hari ini gue mau ngobrolin aspek lain yang sebenarnya penting untuk dipelajari dalam standup comedy, yaitu: persona.
Sebelum gue mulai ngobrolin soal persona, gue mau ngasih tau istilah-istilah standup comedy, biar nyambung gitu. Ihihihihi.
Comic = orang yang melakukan standup comedy.
Bit = sebuah lelucon dalam sebuah set materi seorang standup comedian.
Delivery = cara seorang comic menyampaikan bit-nya atas panggung.
Nah, persona secara harfiah berarti "social mask", topeng sosial. Dipakai juga sebagai istilah untuk 'karakter' dalam pertunjukan teater. Persona, dalam konteks standup comedy mengacu pada aura, karakter panggung seorang comic. Topeng yang dia pakai di atas panggung.
Jadi, persona seorang comic adalah topeng apa yang dia pakai di atas panggung. Apakah dia orang yang sinis? Pemarah? Heboh?
Persona seorang comic tidak serta-merta merupakan kepribadian asli dia. Bisa jadi karakter yang dia ingin mainkan. Persona berkaitan erat, dengan delivery materi seorang comic, tapi sebenarnya tidak terbatas pada itu saja. Persona berkaitan erat, dengan delivery materi seorang comic, tapi sebenarnya tidak terbatas pada itu saja. Persona didapatkan dari gesture, ekspresi muka, gaya berpakaian, sampai emosi yang dibawakan di atas panggung. Comic yang baik yang personanya kuat, sehingga berbeda dari comic lainnya. You don't have to be better, you just have to be different.
Contoh-contoh comic keren dengan persona keren.
Persona oracle (pemberi pencerahan) pada George Carlin. Dia seperti berceramah di panggung. Atau bisa jadi pemarah, sinis, dan penggerutu seperti Larry David. Dia sering marahin penonton dari atas panggung! Atau sebagai pemerhati yang dingin seperti Jerry Seinfeld. Bajunya rapih, tutur katanya terstruktur jelas, banyak jeda bicara. Atau sebagai orang yang anew dan out of place seperti Zach Galifianakis. Rambutnya acak adut, sering bengong di atas panggung. Atau sebagai seseorang yang manic, heboh, hiperaktif, seperti Dane Cook. Sering loncat di atas panggung, teriak2, banyak main suara.
Idealnya, persona berkaitan dengan bit seorang comic.
Seorang comic yg bitnya tentang kutubuku, kalau personanya juga kekutubukuan, pasti jadi lebih mantep.
Contoh, gue nonton @shanibudi (coba youtube), bitnya tentang kutubuku, personanya yang ditampilkan di panggung juga kekutubukuan. Pembawaan @shanibudi rada canggung, delivery-nya lambat. Bajunya ada lambang superhero di dadanya. Persona: kutubuku. Komplit.
Persona seorang comic bisa lahir dengan sendirinya, terbawa oleh bit yang dia pakai. Atau dipersiapkan dengan matang secara sadar. Bagi seorg comic yang beruntung, mereka bisa nemu sendiri persona yang unik hanya dengan main dari panggung ke panggung.
Namun, ada beberapa comic yang sampai sekarang bahkan personanya gak keluar. Ini sayang banget. Dia akan terlihat sama dengan comic-comic lain.
Jadi, jika mau jadi comic yang dapat dilihat berbeda, mulai sekarang tentukan persona panggungnya mau seperti apa. Cari kekuatan dan kelemahan dan ciri pribadi yang kita punya, lalu tentukan persona apa yg mau di-develop. Contohnya: persona yg males, di panggung matanya sayu, delivery-nya males2an. Atau yang kebapakan, baju rapih, delivery-nya hangat. Kalau kita sudah menentukan persona, maka gesture, baju, dan delivery harus diperhatikan agar sesuai dengan persona tersebut. Persona bisa dimulai dari yang dekat dengan diri sendiri. Jangan pake persona rockstar kalau sebenernya suka nangis denger musik mellow. Semakin unik persona yang kita punya (misal: anak gym naif), akan semakin membedakan kita dengan comic lain.
Cara menajamkan persona hanya dengan banyak-banyak naik panggung, semakin sering stand up, semakin terbentuk persona kita. Kalau udah ketemu persona-nya, maksimalkan agar membekas di kepala penonton. Ini akan semakin memisahkan kita dari comic lain. Persona is what makes you unique as a comic. Remember, you don't need to be better, you just need to be different. :) #persona
Berikut penjelasannya..
Hari ini gue mau ngobrolin aspek lain yang sebenarnya penting untuk dipelajari dalam standup comedy, yaitu: persona.
Sebelum gue mulai ngobrolin soal persona, gue mau ngasih tau istilah-istilah standup comedy, biar nyambung gitu. Ihihihihi.
Comic = orang yang melakukan standup comedy.
Bit = sebuah lelucon dalam sebuah set materi seorang standup comedian.
Delivery = cara seorang comic menyampaikan bit-nya atas panggung.
Nah, persona secara harfiah berarti "social mask", topeng sosial. Dipakai juga sebagai istilah untuk 'karakter' dalam pertunjukan teater. Persona, dalam konteks standup comedy mengacu pada aura, karakter panggung seorang comic. Topeng yang dia pakai di atas panggung.
Jadi, persona seorang comic adalah topeng apa yang dia pakai di atas panggung. Apakah dia orang yang sinis? Pemarah? Heboh?
Persona seorang comic tidak serta-merta merupakan kepribadian asli dia. Bisa jadi karakter yang dia ingin mainkan. Persona berkaitan erat, dengan delivery materi seorang comic, tapi sebenarnya tidak terbatas pada itu saja. Persona berkaitan erat, dengan delivery materi seorang comic, tapi sebenarnya tidak terbatas pada itu saja. Persona didapatkan dari gesture, ekspresi muka, gaya berpakaian, sampai emosi yang dibawakan di atas panggung. Comic yang baik yang personanya kuat, sehingga berbeda dari comic lainnya. You don't have to be better, you just have to be different.
Contoh-contoh comic keren dengan persona keren.
Persona oracle (pemberi pencerahan) pada George Carlin. Dia seperti berceramah di panggung. Atau bisa jadi pemarah, sinis, dan penggerutu seperti Larry David. Dia sering marahin penonton dari atas panggung! Atau sebagai pemerhati yang dingin seperti Jerry Seinfeld. Bajunya rapih, tutur katanya terstruktur jelas, banyak jeda bicara. Atau sebagai orang yang anew dan out of place seperti Zach Galifianakis. Rambutnya acak adut, sering bengong di atas panggung. Atau sebagai seseorang yang manic, heboh, hiperaktif, seperti Dane Cook. Sering loncat di atas panggung, teriak2, banyak main suara.
Idealnya, persona berkaitan dengan bit seorang comic.
Seorang comic yg bitnya tentang kutubuku, kalau personanya juga kekutubukuan, pasti jadi lebih mantep.
Contoh, gue nonton @shanibudi (coba youtube), bitnya tentang kutubuku, personanya yang ditampilkan di panggung juga kekutubukuan. Pembawaan @shanibudi rada canggung, delivery-nya lambat. Bajunya ada lambang superhero di dadanya. Persona: kutubuku. Komplit.
Persona seorang comic bisa lahir dengan sendirinya, terbawa oleh bit yang dia pakai. Atau dipersiapkan dengan matang secara sadar. Bagi seorg comic yang beruntung, mereka bisa nemu sendiri persona yang unik hanya dengan main dari panggung ke panggung.
Namun, ada beberapa comic yang sampai sekarang bahkan personanya gak keluar. Ini sayang banget. Dia akan terlihat sama dengan comic-comic lain.
Jadi, jika mau jadi comic yang dapat dilihat berbeda, mulai sekarang tentukan persona panggungnya mau seperti apa. Cari kekuatan dan kelemahan dan ciri pribadi yang kita punya, lalu tentukan persona apa yg mau di-develop. Contohnya: persona yg males, di panggung matanya sayu, delivery-nya males2an. Atau yang kebapakan, baju rapih, delivery-nya hangat. Kalau kita sudah menentukan persona, maka gesture, baju, dan delivery harus diperhatikan agar sesuai dengan persona tersebut. Persona bisa dimulai dari yang dekat dengan diri sendiri. Jangan pake persona rockstar kalau sebenernya suka nangis denger musik mellow. Semakin unik persona yang kita punya (misal: anak gym naif), akan semakin membedakan kita dengan comic lain.
Cara menajamkan persona hanya dengan banyak-banyak naik panggung, semakin sering stand up, semakin terbentuk persona kita. Kalau udah ketemu persona-nya, maksimalkan agar membekas di kepala penonton. Ini akan semakin memisahkan kita dari comic lain. Persona is what makes you unique as a comic. Remember, you don't need to be better, you just need to be different. :) #persona
speechless *geleng2 kepala*
ReplyDelete